Pada suatu masa jutaan tahun ke depan keturunan kita tidak akan bisa melihat bulan seperti sekarang.
Memanfaatkan reflektor yang tertinggal di bulan, Prof Carrol Alley, fisikawan dari University of Maryland, Amerika Serikat, mengamati pergerakan orbit bulan. Caranya adalah dengan menembakkan laser dari observatorium ke reflektor di bulan. Di luar dugaan, dari hasil pengamatan tahunan, jarak bumi-bulan yang terekam dari laju tempuh laser bumi-bulan terus bertambah.
Diperkuat sejumlah pengamatan di McDonald Observatory, Texas, AS, dengan menggunakan teleskop 0,7 meter diperoleh fakta bahwa jarak orbit bulan bergerak menjauh dengan laju 3,8 sentimeter per tahun.
Para ahli meyakini, 4,6 miliar tahun lalu, saat terbentuk, ukuran bulan yang terlihat dari bumi bisa 15 kali lipat daripada sekarang. Jaraknya saat itu hanya 22,530 kilometer, seperduapuluh jarak sekarang (385.000 km).
Seandainya manusia sudah hidup pada masa itu, hari-hari yang dijalankan terasa lebih cepat. Hitungan kalender pun bakal berbeda. Bagaimana tidak, jika dalam sebulan waktu edar mengelilingi bumi hanya 20 hari, bukan 29-30 hari seperti sekarang. Rotasi bumi ketika itu pun berlangsung lebih cepat, hanya 18 jam sehari.
Jutaan tahun dari sekarang, seiring dengan menjauhnya bulan, hari-hari di bumi pun akan semakin lama, hingga mencapai 40 hari dalam sebulan. Hari pun bisa berlangsung semakin lama, hingga 30 jam. Lantas, mengapa ini bisa terjadi?
Takaho Miura dari Universitas Hirosaki, Jepang, dalam jurnal Astronomy & Astrophysics mengemukakan, jika bumi dan bulan, termasuk matahari, saling mendorong dirinya. Salah satunya, ini dipicu interaksi gaya pasang surut air laut.
Gaya pasang surut yang diakibatkan bulan terhadap lautan di bumi ternyata berangsur-angsur memindahkan gaya rotasi bumi ke gaya pergerakan orbit bulan. Akibatnya, tiap tahun orbit bulan menjauh. Sebaliknya, rotasi bumi melambat 0,000017 detik per tahun.
Stabilitas iklim
Fakta menjauhnya orbit bulan ini menjadi ancaman tidak hanya populasi manusia, tetapi juga kehidupan makhluk hidup di bumi. Pergerakan bulan, seperti diungkapkan Dr Jacques Laskar, astronom dari Paris Observatory, berperan penting menjaga stabilitas iklim dan suhu di bumi.
”Bulan adalah regulator iklim bumi. Gaya gravitasinya menjaga bumi tetap berevolusi mengelilingi matahari dengan sumbu rotasi 23 derajat. Jika gaya ini tidak ada, suhu dan iklim bumi akan kacau balau. Gurun Sahara bisa jadi lautan es, sementara Antartika menjadi gurun pasir,” ucapnya kepada Science Channel.
Sejumlah penelitian menyebutkan, pergerakan bulan juga berpengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup. Terumbu karang, misalnya, biasa berkembang biak, mengeluarkan spora, ketika air pasang yang disebabkan bulan purnama tiba.
Bulan penuh juga dipercaya meningkatkan perilaku agresif manusia. Di Los Angeles, AS, kepolisian wilayah setempat biasanya akan lebih waspada terhadap peningkatan aktivitas kriminal saat purnama.
Menjauhnya bulan dari bumi diyakini ahli geologis juga berpengaruh terhadap aktivitas lempeng bumi. Beberapa ahli telah lama menghubungkan kejadian sejumlah gempa dengan aktivitas bulan. ”Kekuatan yang sama yang menyebabkan laut pasang ikut memicu terangkatnya kerak bumi,” ucap Geoff Chester, astronom yang bekerja di Pusat Pengamatan Angkatan Laut AS, seperti dikutip dari National Geographic.
Beberapa kejadian gempa besar di Tanah Air yang pernah tercatat diketahui juga terkait dengan pergerakan bulan. Gempa-tsunami Nanggroe Aceh Darussalam (2004), Nabire (2004), Simeuleu (2005), dan Nias (2005) terjadi saat purnama. Gempa Mentawai (2005) dan Yogyakarta (2005) terjadi pada saat bulan baru dan posisi bulan di selatan.
Misi terbaru NASA
Kini, bulan sebagai tetangga terdekat bumi kembali menjadi perhatian riset astronomi di dunia. Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) pada Jumat (19/6) meluncurkan wahana LCRoS (Lunar Crater Observation and Sensing Satellite) di Cape Canaveral, AS. Wahana ini adalah bagian dari misi Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO), yaitu persiapan program mengembalikan astronot ke bulan tahun 2020 setelah terakhir dilakukan pada 1969-1972 (Reuters, 18/6).
Sasaran utama misi LCRoS untuk memastikan ada tidaknya air beku yang dipercaya berada di kawasan kawah gelap dekat kutub bulan. Dibantu dengan LRO yang memetakan permukaan di bulan secara detail, kedua misi baru ini mengisyaratkan hal besar: menancapkan tonggak baru soal kemungkinan membangun koloni di luar bumi!
Namun, dengan penuh kerendahan hati, Craig Tooley, LRO Project Manager, mengatakan, ”Pengetahuan kita tentang bulan secara keseluruhan saat ini masih minim. Kita punya peta lebih baik tentang Mars, tetapi tidak untuk bulan kita sendiri.”
39 komentar:
salam sobat
menjauhnya bulan dari bumi berpengaruh terhadap aktivitas lempeng bumi.
apakah karena bumi sudah semakin panas ya mas,,?
aduh... :(
waaooowww dan itu berarti bukan tidak mungkin kejadian2 di film 2012 bisa terjadi di dunia nyata
waduh...!
terus mesti bikin bulan baru gitu..?
ato mesti mendatangkan bulan baru...?
matahari dan bulan beredar pada garis yang telah di tentukan, manusia hanya mengira, tapi Allahlah yang menetapkan segala perkara
info yg bagus ^___^ smart bisa jadi pencerahan jg hehe
salam kenal sob...
:D
Jika seperti itu, apakah nantinya 1 hari itu akan semakin laman??
Nice info sahabat,,,
sebulan mpe 40 hari..????
aduh gmana yaa..
Tidak berani saya tuk membayangkannya...bila bulan menjauh dan hilang...semoga saja penafsiran para ilmuwan salah
terimakasih kepada semua sahabat yang telah berkunjung dan komen di sini , oh kejadianya masih lama tentu akan terjadi pada anak keturunan kita
gk ada lagu ambilkan bulanku lagi dong...hehehe
salam sobat
aduh terjadinya masih lama,,ya,
tapi semoga ngga menyedihkan dan ngga menyakitkan anak keturunan kita.
saya komen lagi :)
Halo apa kabar bang kurniawan?saya lama sekali ndak bewe kemari yah?met malem n mohon dukungan untuk kontes yah bang!!!!
tanda2 ini,huhuhu
wow, kuasa Allah y! bagaimanapun semua di alam ini akan punah jika telah tiba waktunya. atmosfir semakin tipis, bumi semakin berputar cepat, dll...
hah??? itu kuasa Allah...
gag bisa ngebayangin deh....
bulan menjauhi kita...
tpi kag gag ngejauhin ina kan??
kag akan tetep jdi sahabat ina kan??
meski di dunia maya...
wah...
gmn yah klo bulan ngejauhi kita???
apakah tanda2 hari kiamat jg kag???
kerumah baru ina yuk kag...
hehehehe....
Makasih banget udah sharing info yg bermanfaat ini.
aku jadi inget waktu sekolah ni, tentang planet2 itu lo, sekarang dah lupa, dan sedikit inget ketika baca artikel ini heheh
speechless :(
makasih banyak atas sharing ilmunya sobat.
maaf baru bisa berkunjung ...lagi manyak masalah ni..sahabat
kasihan anak cucu kita! selamatkan bumi kita!
waw post yg sangat hebat
sukses y
salam hangat dari blue
minggu siang bergerilya disini...nengok sahabat
it's so scarrrrrrry :(
salam sobat
ditunggu ilmu lainnya ya,,
agar menambah pengetahuan lagi.
sayang sekali keindahan bulan mungkin tak akan bisa dinikmati oleh anak cucu kita lagi,begitukah maksudnya ??
hebat ni!!
kak,aq dah follow! Low berkenan, follow balik ya!
saatnya tuk semangat lg
salam hangat
thanks sobat atas kunjungannya,
dan bulan pun tersenyum serta melambai pelan...perlahan...perlahan...bukan menjauh, tapi mendekat...dekat...dekat dan lekat.
salam blogger !
salam ukhwah...
informasi yg berguna, terima kasih sudi berkongsi...
salam ukhwah...
informasi yg berguna, terima kasih sudi berkongsi...
makasih kag... motivasinya :)
salam sobat
ya,,sudah komentarnya diatas,
berkunjung saja ya,,
link dah nampang di catatan sederhana (blog yang satunya,..hehe)...
gag bisa ngebayangin deh....
Posting Komentar