Cakar ayam sebagai hasil sampingan dari pemotongan ayam, nilai/harganya nyaris lebih murah dibanding hasil samping lain seperti kepala, jeroan dan leher. Cakar ayam biasanya hanya digunakan sebagai campuran sup atau sebagian untuk campuran makanan hewan.
Tetapi kaki ayam ini sebenarnya bisa didayagunakan dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, bila kita mengetahui khasiat dan potensi yang dikandungnya.
Ahmad Yani (1994) menyatakan, cakar ayam diperkirakan merupakan 2-3% dari berat badan seekor ayam. Bagian-bagian cakar ayam yaitu, tulang, kulit, otot dan kolagen.
Otot cakar ayampun pada hakekatnya juga merupakan tenunan kolagen.
Kolagen merupakan sejenis protein yang nilai gizinya rendah karena usunan asam amino esensialnya kurang lengkap dan seimbang, contohnya tidak mengandung asam amino triptopan. Di dalam protein, kolagen mengandung asam amino prolein dan
hidroksiprolein sekitar 10% serta arginin dan sepertiganya berupa glycin. Pada manusia dan hewan, kolagen merupakan protein pembentuk struktur tulang, tendon, otot dan kulit. Dengan tingginya kadar asam amino protein dan hidroksiprolein pada cakar ayam, sangat penting artinya bagi pertumbuhan makhluk muda (individu baru) yang sedang tumbuh. Demikian pula pada orang dewasa dan lanjut usia yang mengalami retak pinggul dan patah tulang akan cepat sembuh kembali jika mengkonsumsi dosis tertentu asam amino prolein dan hidroksiprolein.
Di samping manfaat di atas, cakar ayam bisa diambil kulitnya untuk disamak dan kemudian dapat dibuat berbagai macam barang kerajinan kulit yang cukup berharga (mahal). Tulangnyapun bisa diolah menjadi lem yang bermutu tinggi. Kulit kaki/cakar ayam memiliki komposisi kimia yang tidak jauh berbeda dengan kulit ternak lainnya.
Kulit kaki ayam memiliki komposisi kimia sebagai berikut : kadar air 65,90%, protein 22,98%, lemak 5,60%, kadar abu 3,49% dan lain-lain 2,03%.
Dari komposisi di atas jelas terlihat bahwa kandungan protein kulit cakar ayam tidak terpaut jauh dengan kandungan protein kulit ternak lainnya yang berkisar 25-30%. Kadar protein kulit cakar ayam masih
dapat menghasilkan kulit samak yang berkualitas baik karena memiliki kadar protein 22,98%, sedangkan standar protein untuk kulit samak yaitu kurang lebih 23%. Maka
sangatlah wajar adanya gagasan untuk mengelola kulit kaki ayam menjadi komoditas yang menarik dan laku di pasaran. Berdasarkan uji kimiawi maupun uji fisis membuktikan pula bahwa kulit kaki ayam layak pakai seperti kulit ternak lainnya.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kaki/cakar ayam yang selama ini hanya merupakan hasil sampingan dari daging ayam, ternyata mempunyai khasiat bagi
kesehatan. Selain itu, dengan sedikit berusaha (penyamakan kulit), cakar ayam bisa diubah menjadi barang kerajinan yang mempunyai nilai ekonomis. Ke depan, potensi yang terkandung dalam cakar ayam perlu digali dan dikembangkan terus-menerus.PI/dw
www. poultryindonesia.com
1 komentar:
mantepp,.. masi banyak buat infonya,.!!!
Posting Komentar